Rabu, 29 Januari 2014, 12:01 WIB
PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. |
REPUBLIKA.CO.ID, Probolinggo --
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo mengatakan bahwa Kota Probolinggo, Jatim
merupakan daerah yang berkembang dan menjadi tempat transit selain Lumajang dan
Situbondo. Dengan posisi seperti ini, Kota Probolinggo harus mengembangkan
produksi di usaha tani (onfarm) industri kecil pascaagro.
“Untuk mengembangkan hal ini
Pelabuhan Tanjung Tembaga harus didorong. Onfarm harus dilakukan terlebih
dahulu, dan pengolahannya dilakukan di sini,” ujarnya saat Pelantikan Wali Kota Probolinggo Rukmini dan Wakil Wali
Kota Probolinggo Suhadak dengan masa jabatan 2014-2019 di Kota Probolinggo,
seperti dalam keterangan tertulis yang dilaporkan, Rabu (29/1).
Dia menambahkan, peluang industri
pengolahan telah menyumbangkan persentase yang cukup besar terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Probolinggo. Sektor ini menyumbang sekitar
14,37 persen terhadap PDRB Kota Probolinggo.
Karena itu, ia yakin jika
industri pengolahan dikembangkan lebih lanjut lagi dengan industri kecil
pascaagro, akan semakin meningkatkan perekonomian Kota Probolinggo.
“Pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kota Probolinggo membaik seiring
dengan membaiknya industri yang berorientasi ekspor,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikannya,
pengembangan sektor industri di Kota Probolinggo terbantu dengan keberadaan
terminal kayu, sehingga bisa memasok perusahaan furniture di sekitar
Probolinggo dan daerah lain di Jatim. Menurutnya, dengan banyaknya perusahaan
nasional dan multinasional yang beroperasi di Kota Probolinggo dapat menunjang
pengembangan sektor industri seperti pengembangan kawasan industri dan
pergudangan.
Di tempat itu ada pengembangan
industri pelabuhan, industri sepanjang jalan Brantas seluas 200 hektare (Ha) di
Kecamatan Kademangan, argoindustri seluas 12 Ha di Kecamatan Kedopok, serta
sentra peruntukan industri kecil skala rumah tangga menyebar di Kecamatan Kademangan,
Wonoasih, dan Kedopok.
Selain itu, lanjutnya, Kota
Probolinggo memiliki potensi wisata yang cukup baik. Sehingga tidak
mengherankan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) memberikan
kontribusi yang terbesar yakni 42,63 persen terhadap PDRB Kota Probolinggo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar